Sabtu, 05 Februari 2011

Optimis vs Pesimis

Ada seorang raja yang mempunyai dua orang putra. Adam, adalah seorang yang optimis. Sedangkan saudara kembarnya, Argot, adalah seorang yang pesimis. Suatu hari, terjadilah perdebatan hebat di kerajaan itu mengenai putra mana yang akan menggantikan posisi raja, ketika beliau mangkat. Sebelum raja wafat, raja memutuskan agar dewan yang terdiri dari para penasihat-penasihatnya yang paling dekat, yang membuat keputusan.
Setelah meninggal, dewan memutuskan bahwa Adam dan Argot harus berkeliling kerajaan untuk berdebat apakah sesuatu baik atau buruk. Dan siapa yang memenangkan perdebatan, akan diangkat menjadi raja.

Ketika mereka berjalan, mereka bertemu dengan petani yang kelaparan,
"Lihat! Mereka tidak punya makanan dan mereka kelaparan. Ini pasti bukti bahwa dunia ini sangatlah mengerikan!" kata Argot
"Bukan. Kekurangan makanan akan mengasah jiwa kita untuk menjadi lebih sabar. Kesabaran ialah lebih penting dari pada makanan." jawab Adam.

Berjalan lebih jauh, mereka bertemu dengan seorang tunanetra.
"Pasti dunia ini memang tempat yang mengerikan, kalau Tuhan membuat semua orang menjadi tunanetra." Argot berkata.
"Sekali lagi kamu salah. Walaupun orang ini tidak dapat melihat,indranya yang lain menjadi lebih peka. Dia mengetahui apakah seseorang berbohong dari nada suaranya."


Akhirnya mereka bertemu dengan orang sakit yang menjelang ajal.
"Ini mengerikan! Ada seseorang yang meninggal di pinggir jalan, dan tidak seorangpun cukup peduli untuk memeperhatikannya. Ini membuktikan bahwa dunia memanglah tempat yang mengerikan."
"Semua orang akan meninggal. Dan meninggal bukanlah suatu hal yang buruk. Ia akan segera bersama Tuhan."

"Saya sudah cukup banyak mendengar," kata salah seorang anggota dewan. "Sudah jelas bagi saya siapa yang akan menjadi penguasa yang lebih baik. Adam menyimpulkan bahwa petani yang kelaparan, dapat menuai kesabaran, orang tunanetra, posisinya jadi lebih menguntungkan karena indranya yang lain jadi lebih peka, dan bahwa orang yang sekarat itu lebih baik meninggal. Apa yang mungkin dikatakan Argot sekarang?"

"Izinkan saya bila Anda berkenan untuk memberikan demonstrasi kecil," kata Argot. "Apakah sasaran utama dari penguasa adalah membantu rakyat?"
"Ya, tentu saja" kata dewan yang menyetui.
"Bagaimana seorang penguasa mau membantu rakyatnya jika dia tidak dapat melihat masalah mereka?" tanya Argot.
"Saya, akan melihat masalah mereka jika mereka memang mempunyai masalah," jawab Adam. " Tetapi saya memastikan kepada kalian semua bahwa mereka tidak punya masalah."
"Kamu yakin bahwa orang tunanetra itu lebih baik tidak dapat melihat?" tanya Argot kepada mereka semua.
"Ya." jawab mereka serentak.
"Kalau demikian, tutup mata kalian semua." Argot memberi perintah. "Kalian semua tutup mata kalian. Sekarang, apakah kalian yakin bahwa bersabar lebih baik dari makanan?"
"Benar" jawab mereka lagi.
"Kalau begitu, saya meminta tidak seorangpun membuka mata sampai saya memerintahkan."

Diam-diam, Argot menghunus pedangnya dan membantai saudaranya. Dia kemudian membersihkan pedangnya dan membuangnya.
"Sekarang, buka mata kalian!"
"Ya Tuhan!" mereka berteriak. "Adam mati! Kau membunuh saudaramu sendiri!"
"Dengan demikian, keputusan kalian akan menjadi lebih mudah." kata Argot.
"Tetapi kami seharusnya memilih Adam!"
"Saya yang memenangkan perdebatan," jelas Argot. "Menjadi buta tidak dapat membuat kalian mencegah aku dari membunuh saudaraku. Jadi, menjadi buta tidak terlalu baik. Bersikap sabar, membuat kalian tidak membuka mata dan melihat apa yang aku lakukan. Jadi, bersabar, tidak begitu bagus. Dan jika orang lebih baik mati, maka saudaraku lebih baik mati."
"Anda menjelaskan dengan sangat baik Argot." kata seorang anggota dewan. 

Maka, merekapun mengangkat Argot menjadi raja. Dia memerintah selama bertahun-tahun. Dan walaupun dia selalu hampir tidak bahagia, tetapi negara dan rakyatnya makmur.

Oleh : Randy Flood

0 comments:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar

Sabtu, 05 Februari 2011

Optimis vs Pesimis

Posted by Blow Buzz Oktav at 04.59
Ada seorang raja yang mempunyai dua orang putra. Adam, adalah seorang yang optimis. Sedangkan saudara kembarnya, Argot, adalah seorang yang pesimis. Suatu hari, terjadilah perdebatan hebat di kerajaan itu mengenai putra mana yang akan menggantikan posisi raja, ketika beliau mangkat. Sebelum raja wafat, raja memutuskan agar dewan yang terdiri dari para penasihat-penasihatnya yang paling dekat, yang membuat keputusan.
Setelah meninggal, dewan memutuskan bahwa Adam dan Argot harus berkeliling kerajaan untuk berdebat apakah sesuatu baik atau buruk. Dan siapa yang memenangkan perdebatan, akan diangkat menjadi raja.

Ketika mereka berjalan, mereka bertemu dengan petani yang kelaparan,
"Lihat! Mereka tidak punya makanan dan mereka kelaparan. Ini pasti bukti bahwa dunia ini sangatlah mengerikan!" kata Argot
"Bukan. Kekurangan makanan akan mengasah jiwa kita untuk menjadi lebih sabar. Kesabaran ialah lebih penting dari pada makanan." jawab Adam.

Berjalan lebih jauh, mereka bertemu dengan seorang tunanetra.
"Pasti dunia ini memang tempat yang mengerikan, kalau Tuhan membuat semua orang menjadi tunanetra." Argot berkata.
"Sekali lagi kamu salah. Walaupun orang ini tidak dapat melihat,indranya yang lain menjadi lebih peka. Dia mengetahui apakah seseorang berbohong dari nada suaranya."


Akhirnya mereka bertemu dengan orang sakit yang menjelang ajal.
"Ini mengerikan! Ada seseorang yang meninggal di pinggir jalan, dan tidak seorangpun cukup peduli untuk memeperhatikannya. Ini membuktikan bahwa dunia memanglah tempat yang mengerikan."
"Semua orang akan meninggal. Dan meninggal bukanlah suatu hal yang buruk. Ia akan segera bersama Tuhan."

"Saya sudah cukup banyak mendengar," kata salah seorang anggota dewan. "Sudah jelas bagi saya siapa yang akan menjadi penguasa yang lebih baik. Adam menyimpulkan bahwa petani yang kelaparan, dapat menuai kesabaran, orang tunanetra, posisinya jadi lebih menguntungkan karena indranya yang lain jadi lebih peka, dan bahwa orang yang sekarat itu lebih baik meninggal. Apa yang mungkin dikatakan Argot sekarang?"

"Izinkan saya bila Anda berkenan untuk memberikan demonstrasi kecil," kata Argot. "Apakah sasaran utama dari penguasa adalah membantu rakyat?"
"Ya, tentu saja" kata dewan yang menyetui.
"Bagaimana seorang penguasa mau membantu rakyatnya jika dia tidak dapat melihat masalah mereka?" tanya Argot.
"Saya, akan melihat masalah mereka jika mereka memang mempunyai masalah," jawab Adam. " Tetapi saya memastikan kepada kalian semua bahwa mereka tidak punya masalah."
"Kamu yakin bahwa orang tunanetra itu lebih baik tidak dapat melihat?" tanya Argot kepada mereka semua.
"Ya." jawab mereka serentak.
"Kalau demikian, tutup mata kalian semua." Argot memberi perintah. "Kalian semua tutup mata kalian. Sekarang, apakah kalian yakin bahwa bersabar lebih baik dari makanan?"
"Benar" jawab mereka lagi.
"Kalau begitu, saya meminta tidak seorangpun membuka mata sampai saya memerintahkan."

Diam-diam, Argot menghunus pedangnya dan membantai saudaranya. Dia kemudian membersihkan pedangnya dan membuangnya.
"Sekarang, buka mata kalian!"
"Ya Tuhan!" mereka berteriak. "Adam mati! Kau membunuh saudaramu sendiri!"
"Dengan demikian, keputusan kalian akan menjadi lebih mudah." kata Argot.
"Tetapi kami seharusnya memilih Adam!"
"Saya yang memenangkan perdebatan," jelas Argot. "Menjadi buta tidak dapat membuat kalian mencegah aku dari membunuh saudaraku. Jadi, menjadi buta tidak terlalu baik. Bersikap sabar, membuat kalian tidak membuka mata dan melihat apa yang aku lakukan. Jadi, bersabar, tidak begitu bagus. Dan jika orang lebih baik mati, maka saudaraku lebih baik mati."
"Anda menjelaskan dengan sangat baik Argot." kata seorang anggota dewan. 

Maka, merekapun mengangkat Argot menjadi raja. Dia memerintah selama bertahun-tahun. Dan walaupun dia selalu hampir tidak bahagia, tetapi negara dan rakyatnya makmur.

Oleh : Randy Flood

0 comments on "Optimis vs Pesimis"

Posting Komentar